DISINI IKLAN 2

June 18, 2015

Anarkisme dan Perangkat Lunak Bebas dan Terbuka


Perangkat lunak bebas dan terbuka (atau dikenal dengan Free and Open Source Software [FOSS]) adalah istilah perpaduan dari pergerakan: Free Software Movement , dengan Free Software Foundation (FSF), yang di gagas oleh Eben Moglen dan Richard Stallman; dan Open Source Movement, dengan Open Source Initiative (OSI), yang di gagas oleh Eric S. Raymond dan Bruce Perens.

Ada perbedaan dari kedua pergerakan tersebut, salah satunya pada semantik. Kata ‘free’ dalam bahasa Inggris berkonotasi searah dan bermakna ‘berbayar tapi nilainya nol.’ Searah di sini maksudnya ialah, setelah orang menerima suatu barang yang ‘free’, mereka (konsumen) berasumsi tidak memiliki obligasi (tanggung jawab) terhadap barang tersebut. Hal itu membuat masyarakat awam menganggap bahwa perangkat lunak dari FSF tidak memiliki nilai jual, tidak ada dukungan yang penuh dari pembuatnya, dan terkadang banyak bug-nya. Padahal, bukan begitu maksudnya.

Tapi di sini kita tidak akan membahas perbedaan dari kedua gerakan tersebut, melainkan persamaan antara keduanya.

Kedua gerakan tersebut memiliki kemiripan tujuan yakni: 1) kebebasan pengguna, 2) menyediakan perangkat lunak dengan sumber terbuka, gratis, kepada pengguna, yang bisa diubah dan dibagikan ke pengguna lainnya. Pergerakan FSF dan OSI bertujuan agar pengguna tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga ikut bergabung dalam komunitas, ikut membantu membangun perangkat lunak.

Sebelum bicara lebih jauh tentang hubungan antara FOSS dan anarkisme, saya akan menjelaskan beberapa istilah dan latar belakang yang digunakan dalam perangkat lunak–teruntuk  pembaca yang kurang atau tidak tahu sama sekali mengenai seluk beluk dunia perangkat lunak.

Perangkat lunak atau dikenal juga dengan program atau aplikasi adalah bentuk non-fisik yang ada di dalam komputer anda. Mengapa non-fisik? Karena pada kenyataannya program tersebut tidak ada–tidak berwujud material. Yang ada hanyalah hardisk, CD, DVD, atau media penyimpanan digital lainnya yang berisi kumpulan bit yang dapat dibaca oleh komputer (CPU), sehingga dapat berfungsi menjalankan atau menerima input dari mouse, keyboard, dan menampilkan sesuatu di layar komputer anda.

Kumpulan bit adalah hasil terjemahan (compile) dari sebuah sumber kode (source code) dalam bentuk bahasa pemrograman menjadi berbentuk biner sehingga dapat disimpan dalam hardisk, CD, DVD, untuk dapat dibaca dan dijalankan lagi nantinya.

User atau pengguna adalah orang yang menggunakan program komputer. Untuk dapat menjalankan sebuah program, user bisa menyalin program dari komputer lain atau menyalin sumber kodenya dan meng-compile-nya di komputer sendiri untuk menjadi sebuah program komputer.

Dari sini bisa kita lihat bahwa produksi dari sebuah perangkat lunak tidak sama dengan produksi barang-barang material. Dalam memroduksi perangkat lunak, anda bisa membuat ulang sebuah program yang sama cukup dengan menekan tombol CTRL+C dan kemudian CTRL+V (baca: copy and paste), lalu, voila!, barang baru yang sama persis tercipta. Berbeda dengan produksi pada barang fisik seperti, meja, misalnya. Untuk membuat sebuah meja yang sama anda harus mengumpulkan bahan-bahannya dari awal, memotongnya, memolesnya, dan menyusunnya menjadi sebuah meja. Bahan dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah meja selalu kurang lebih sama. Dari sudut pandang inilah mengapa hak kepemilikan intelektual (intellectual property) atau hak paten pada perangkat lunak atau semua hal yang dihasilkan dalam bentuk digital tampak sangat konyol dan tidak masuk akal.

Perbedaan antara FOSS dan perangkat lunak berbayar adalah pada hak kepemilikan sumber kode, yang diatur lewat sebuah dokumen yang dinamakan lisensi. Pada FOSS hak sumber kode umumnya memiliki lisensi berbagi, di mana semua orang bisa melihat dan mengubah sumber kodenya. Sedangkan pada perangkat lunak berbayar dan tertutup, lisensi dipegang oleh pembuat–perusahaan atau perorangan–dengan sumber kode yang tertutup–hanya bisa dilihat dan diubah oleh pembuat program itu sendiri.

Ada berbagai jenis lisensi untuk FOSS, yang paling terkenal yaitu BSD (Berkeley System Distribution) dan GPL (General Public Lisence). Kita ambil contoh penggunaan GPL. Saat seseorang pembuat perangkat lunak menggunakan GPL, sumber kode dari perangkat lunak tersebut haruslah dipublikasikan atau disertakan bersama dengan programnya. GPL mengharuskan siapapun yang mengubah sumber kodenya untuk memublikasikan perubahan tersebut. Rantai hak dan kewajiban untuk selalu mempublikasikan perubahan inilah yang menjaga supaya perangkat lunak tersebut terus terbuka dan bertahan.
Selanjutnya saya akan menjelaskan sedikit tentang anarkisme–teruntuk pembaca yang belum paham atau sebelumnya salah paham terhadap istilah tersebut.

Ada banyak pengertian dari anarkisme–sebanyak orang yang mengakui diri mereka sebagai anarkis dan terkadang berubah sepanjang waktu. Itu bukan berarti tidak ada dari mereka yang bersepakat dengan pengertian anarkisme secara umum.

Secara sederhana anarkisme berarti gerakan politik yang berusaha menghilangkan sistem yang menekan. Para anarkis mendukung masyarakat yang berdiri sendiri, tanpa kelas, tanpa kewarganegaraan, dengan setiap orang bertanggung jawab secara kolektif bagi kesehatan dan kesejahteraan komunitas mereka. Para anarkis menolak hierarki yang menekan. Para anarkis percaya bahwa kekuasaan itu korup, dan bahwa semua orang harus diperlakukan setara. Para anarkis berupaya mengurangi atau bahkan menghentikan kekerasan dan tekanan. Kesalahpahaman terhadap anarkisme terjadi akibat pelanggengan identifikasi sebagai kekerasan atau kerusuhan oleh media massa.
Para anarkis mendukung sosialisme. Di bawah sosialisme, para pekerja memiliki kontrol langsung terhadap barang-barang produksi, atau tanah, pabrik, dan kantor. Para anarkis ingin memberi semua orang kontrol sepenuhnya terhadap apa yang mempengaruhi mereka. Masyarakat anarkis tidak memiliki pusat otoritas, melainkan terdiri dari komunitas-komunitas yang saling terhubung yang menggunakan demokrasi langsung (secara spesifik, konsensus) untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa aturan-aturan atau majikan.

Kembali ke jenis lisensi FOSS. Dengan melihat model GPL seperti contoh sebelumnya, di mana sumber kode perangkat lunak pasti dimiliki dan dapat diubah oleh semua orang, sumber kode adalah bentuk dari salah satu hasil produksi, maka FOSS secara jelas mengaplikasikan sistem sosialisme kepemilikan, yang membuatnya kompatibel dengan anarkisme.

Perangkat lunak yang menggunakan beberapa model lisensi FOSS bukan berarti tidak boleh dipakai dan kemudian dijual. Perangkat lunak bebas dan terbuka boleh dijual oleh semua orang, hanya saja sumber kodenya harus tetap diberikan. Sebagai contoh, sistem operasi Red Hat. Red Hat menjual sistem operasi mereka dalam bentuk CD atau DVD dan dalam bentuk jasa. Tetapi tetap memublikasikan sumber kode mereka di internet atau tercakup dalam DVD yang dibeli.

Ada pun model sistem ekonomi yang diterapkan pada FOSS yakni, donasi. Dengan model donasi anda bebas memberikan donasi dari satu sampai ratusan ribu rupiah kepada organisasi atau perseorangan yang ‘menjaga’ perangkat lunak, tanpa ada tekanan. Atau anda bisa memberikan donasi dalam bentuk jasa, seperti membantu memperbaiki kesalahan pada program, membantu membuat dokumen, membantu menerjemahkan dokumen, membantu masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna lain saat menggunakan program, dan cara-cara lainnya yang sekiranya membantu dan mendukung komunitas program anda tersebut.

FOSS mencegah monopoli, sebab semua orang bisa mendapatkan sumber kodenya. Contohnya yaitu perangkat lunak dokumen OpenOffice. Dahulu, lisensi dan nama OpenOffice dipegang oleh Sun Microsystem. Setelah Sun dibeli oleh Oracle, komunitas-komunitas lain yang tidak setuju dengan kebijakan Oracle, membuat program baru menggunakan sumber kode OpenOffice dan menamakannya LibreOffice. Kemudian OpenOffice pun dikembangkan lagi oleh organisasi nirlaba Apache Foundation dan mengeluarkan versi mereka yang dikenal OpenOffice Apache. Komunitas anda pun bisa menggunakan sumber kode OpenOffice tersebut dan mengeluarkan versi anda sendiri, selama anda memakai lisensi yang sama dengan lisensi OpenOffice.

Tidak saja dalam model kepemilikan perangkat lunak, FOSS dalam tahap-tahap tertentu bekerja di dunia nyata dengan model komunitas yang saling terhubung dan menggunakan demokrasi langsung. Contohnya yaitu inti dari sistem operasi bebas dan terbuka, Linux. Pengaturan dan pengembangan sumber kode Linux dikontrol oleh Linus Torvald. Saking besarnya sumber kode dari Linux, ia dibagi menjadi beberapa modul-modul. Setiap modul memiliki penanggungjawab dan kontrolnya sendiri, bisa satu atau beberapa orang. Jika anda membuat perubahan pada bagian tertentu, anda bisa mengirimkan hasil perubahan anda pada penanggung jawab modul. Jika perubahan anda diterima maka perubahan anda akan dimasukkan ke sumber kode utama Linux. Kalaupun hasil perubahan anda tidak diterima, anda masih bisa menggunakan sumber kode tersebut sendiri, namun orang lain tetap harus tahu hasil perubahan yang anda buat.

Penanggung jawab di sini bukan berarti seorang otoriter yang memiliki kuasa terhadap apa yang dipegangnya. Ingatlah bahwa Linux, atau perangkat lunak lainnya, adalah sebuah sistem yang sangat kompleks yang membutuhkan tinjau ulang sumber kode yang sangat ketat supaya perubahan-perubahan yang masuk tidak ada celah keamanan dan kesalahan yang dapat merusak atau mengganggu keseluruhan sistem.

Berbicara tentang anarkisme bagi saya tidak lepas dari altruisme, begitu juga pada FOSS. Secara teknis pembuatan perangkat lunak yang memakai model FOSS membutuhkan kemampuan dan waktu. Namun, tetap ada saja orang yang membuat perangkat lunak dengan lisensi FOSS, menyisakan waktunya lebih dari waktu kerjanya, tanpa di bayar, dan kemudian memberikannya secara gratis kepada orang lain. Setiap orang yang waras dan normal pasti akan bertanya, ‘kenapa?

Apa yang sedang terjadi di sini? Apakah ini suatu bentuk murni dari altruisme? Atau suatu bentuk murni pemuasan diri, demi nama? Tidak semua pengembang FOSS menggunakan nama aslinya. Beberapa memakai nama alias. Kalau anda lihat dan tahu lebih dalam, anda akan terkagum-kagum dengan betapa indahnya semua itu bekerja sampai pada tingkatan yang luas. Apa yang disebut sebagai utopia, tidak lagi utopis. Aplikasi anarkisme di dunia nyata sedang berlangsung.
Anda pasti pernah dengar Wikipedia. Wikipedia sepenuhnya dibangun di bawah perangkat lunak bebas dan terbuka, dan isi dari Wikipedia, yaitu pengetahuan, pun bebas untuk dibaca dan digunakan. Tulisan ini dibuat dalam sebuah sistem operasi Linux, dengan ribuan pengembang yang tidak saya kenal, yang ditulis di sebuah perambah web, Chromium, yang bebas dan terbuka juga dan dibangun oleh ratusan pengembang yang tidak saya kenal juga. Semua perangkat lunak tersebut berjalan dan saling memiliki ketergantungan satu sama lain. Hanya menunggu waktu sampai model sistem seperti ini kemudian bisa diaplikasikan ke dalam sistem masyarakat kita. Untuk saat sekarang, kita bisa mendukung sistem yang sudah ada dan berjalan, yaitu perangkat lunak bebas dan terbuka, atau FOSS.

Sumber : anarkisme.org

0 comments:

Post a Comment