DISINI IKLAN 2

April 19, 2016

Filsafat Ilmu dan Metode Imiah Dalam Pandangan Sekuler dan Ilmiah


 
Intisari Bab 1 dan Bab 2 Buku Filsafat Ilmu dan Metode Ilmiah Dalam Pandangan Sekuler dan Islami yang di tulis oleh Dr. Ir. Fuad Rumi, MS , Prof. Dr. H. Mansyur Ramli, MS dan Prof. Dr Syahrir Daeng Mallongi, Msi.
Pengertian Filsafat
Filsafat dalam bahasa indonesia dikenal dengan dua istilah penyebutan berbeda namun memiliki makna yang sama yaitu filsafat dan falsafah yang bersumber dari serapan bahasa arab yakni falsafah.
Secara etimologi, Istilah filsafat dalam bahasa yunani terbagi dua kata yaitu : Philo berarti cinta dan sophia berarti kebenaran atau hikmah.  Dengan demikian, philoshophia mengandung arti kebenaran atau cinta akan hikmah.
Pengertian Filsafat Menurut Para Tokoh
1. Plato (427-347 SM)
Filsafat adalah Pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat berkenaan dengan upya penemuan kenyataan atau kebenaran mutlak lewat dialektika.
2. Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat itu menyelidi sebab dan prinsip segala sesuatu. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang didalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dalam artian ini aristoteles menganggap bahwa filsafat adalah totalitas pengetahuan manusia.
3. Al Farabi (wafat 950 M)
Filsafat adalah ilmu tentang susuatu yang maujud (mengada) sebagaimana ia secara hakiki sebagai wujud.
4. Rene Descartes (1596-1650)
Filsafat Merupakan pembentangan atau penyingkapan kebenaran terakhir. Titik tolaknya ialah mendesak keraguan sampai kebatasnya, sehingga tersingkaplah batas itu, yakni kepastian tentang eksistensi diri.
5. Immanuel Kant (1724-1804 M)
Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan, yaitu ; metafisika, etika, agama dan antropologi.
6. Harold H. Titus
Filsafat adalah usaha mencari suatu konsep rasional tentang alam semesta serta kedudukan manusia didalamnya.
7. J. A. Leigh ton
Suatu filsafat yang lengkap mencakup suatu pandangan dunia, atau konsep rasional tentang keseluruhan kosmos, dan suatu pandangan hidup atau doktrin nilai-nilai, makna-makna dan tujuan hidup manusia.
8. Fuad Hasan
Filsafat ialah suatu ikhtiar untuk brfikir radikal, dalam arti mulai dari radix (akar) suatu hal yang hendak dimasalahkan, untuk mencapai kesimpulan yang universal.
9. Jujun S. Suriasumantri
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai orang yang berpijak di bumi, sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang yang berdiri dipuncak tinggi, memandang kengarai dan lembah dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya.
Salah satu ciri utama dalam berfikir secara filsafat atau berfilsafat yaitu bertanya dan terus mempertanyakan dalam upaya mencapai hakikat (Kesejatian) sesuatu yang dipertanyakan dengan jawaban yang benar. Sebuah pertanyaan melahirkan jawaban yang kembali dipertanyakan, sehingga ada yang beranggapan bahwa filsafat adalah mempertanyakan sesuatu tanpa akhir. Sebenarnya tidaklah demikian, sebab tujuan filsafat bukanlah bertanya itu sendiri, melainkan dicapainya jawaban berupa hakikat sesuatu yang dipertanyakan, dengan jawaban yang benar.
Representasi Filsafat dalam Filsafat Barat
Dalam perkembangan pemikiran filsafat, sampai pada perkembangannya pada filsafat barat, menurut Roger Graud Makna berfilsafat telah mengalami penyemptan menjadi tak lenioh dari bagaimana cara berfikir.
Kemiskinan besar pertama yang diakibatkan oleh reduksi filsafat itu, menurut garaudi lebih jauh, bahwa filsafat barat makin lama makin menegaskan dirinya hanya sebagai cara berfikir dan kehilangan maknanya sebagai cara hidup. Dalam filsafat barat, manusia semakin mengarahkan perhatian hidupnya semata - mata pada dirinya sendiri tanpa ada hubungan dengan alam dan Tuhan.
Seorang filsuf muslim kontenporer C.A Qadir, melalui bukunya Philosopy and Science in The Islamic World, menilai bahwa sebenarnya peradaban barat yang telah melahirkan pandangan dunia barat sekarang ini, memang bukan hanya produk satu aliran pemikiran, tapi hasil dari banyak kecendrungan dan pengaruh yang banyak, diantaranya tidak bisa disesuaikan satu sama lain.
Menurut Naguib Al Attas, bahwa pandangan barat berkembang dari perpaduan historis antara kebudayaan, filsafat , nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi Yunani dan roman Kuno., serta dengan percampurannya dengan Yudaisme dan agama Kristen yang lebih lanjut melalui percampuran dan pembentukannya oleh bangsa-bangsa Latin, Germanik, Keltik dan Nordik. Dari Yunani kuno, barat memperoleh unsure-unsur filsafat dan epistemology serta dasar-dasar pendidikan etika dan estetika. Dari roma memperoleh unsur-unsur hukum, tata Negara dan pemerintahan. Dari Yudaisme dan Kristen memperoleh unsur-unsur kepercayaan agama. Dari bangsa-bangsa Latin, Germanik, Keltik dan Nordik Memperoleh semangat bebas dan jiwa rasional serta bilai tradisional, serta pengembangan, kemajuan, ilmu-ilmu fisika dan teknologi.
Filsafat Islami
Karena islam dapat memberikan semua didefinisikan oleh para filsuf, yaitu pandangan dunia, konsep rasional tentang keseluruhan kosmos, pandangan hidup, doktrin nilai-nilai, makna-maknda dan tujuan hidup, maka sebenarnya pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan tersebut dapat dijawab dengan cara berfikir filsafat yang berakar pada ajaran islam.
memberi jawaban dengan mendasarkan fikiran pada ajaran islam, tidaklah berarti memberi jawaban menurut agama dalam arti bukan filsafat. menurut kalangan ahli filsafat bahwa filsafat adalah segala upaya untuk menemukan kebenaran berdasarkan fikiran atau akal belaka. Artinya, bahwa kebenaran tersebut dicapai bukan menggunakan wahyu atau ajaran agama bukan jawaban berdasarkan fikiran atau akal belaka. karena itulah kebenaran filsafat dan kebenaran wahyu atau agama itu berbeda.
dalam pandangan islam aktivitas berpikir adalah salah satu yang fitrah (kodratik) pada manusia. karena itu ajaran islam yang direpresentasikan dalam al-Quran dan hadis nabi memerintahkan agar manusia berpikir serta memberi petunjuk agar manusia bisa:
1. Melahirkan pandangan filsafat mengenai berpikir
2. Merumuskan kaidah-kaidah berpikir logis secara formal
3. Memformulasi materi pemikiran filsafati dan materi pengetahuan ilmiah
4. memformulasikan model pengujuan kebenaran pemikiran
PENGERTIAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN FILSAFAT ILMU
Dalam banyak hal, untuk menyatakan bentuk pengetahuan yang disebut ilmu, dalam bahasa Indonesia digunakan istilah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan Sebagai sebuah nama, sebenarnya terdiri atas dua kata yang masing-masing mempunyai arti saling berkaitan, yaitu kata;1 Ilmu, 2. Pengetahuan. Karena itu kedua kata tersebut sering kita dapati digunakan secara sendiri-sendiri, misalnya; Ilmu Fisika, Ilmu Hayat, Ilmu Kimia, Ilmu Bumi, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar.
Dalam bahasa Inggris kita mengenal istilah untuk kedua hal tersebut yaitu; 1. Science untuk padanan kata Ilmu, dan 2. Knowledge untuk padanan kata Pengetahuan. Adapun kata Ilmu Pengetahuan, tidak kita temukan padanannya dalam bahasa Inggris. Yang ada ialah Scientific Knowledge, yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, maka ia menjadi pengetahuan ilmiah, bukan ilmu pengetahuan.
Dalam bahasa Arab terdapat kata ‘ilmun dan ‘ilmiyyah. Kata ‘ilm artinya ilmu dan kata ‘ilmiyyah artinya ilmiyah atau memiliki sifat sebagai ilmu.
Selanjutnya, istilah Scientific Knowledge dalam bahasa Inggris mengandung pengertian sebagai Pengetahuan (knowlwdge) yang bersifat ilmiah (scientific), yaitu suatu bentuk pengetahuan yang memenuhi persyaratan tertentu sehingga diberi predikat atau sifat ilmiah. Scientific knowledge itu, secara singkat dinyatakan dengan istilah Science. Dengan demikian, dalam bahasa Inggris sebenarnya hanya dikenal dua istilah mengenai pengetahuan manusia, yaitu Knowlwdge dan Science. Knowlwdge adalah istilah yang digunakan untuk menyebut pengetahuan manusia secara umum, dalam arti segala macam bentuk pengetahuan tanpa membedakan sifat-sifat spesifik pengetahuannya. Sedangkan Science adalah bentuk knowledge yang memiliki cirri-ciri dan sifat-sifat khusus sehingga dicirikan atau disifati sebagai Science Knowledge atau Pengetahuan Ilmiah.
Dalam kamus filsafat yang disusun Loren Bagus menyatakan bahwa filsafat dalam penggunaannya bagi penyelidikan pengetahuan manusia (filsafat pengetahuan), mempunyai arti sebagai upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan manusia, sumbernya, hakikatnya, keabsahannya dan nilainya.
Dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu sebenarnya adalah ilmu mengenai ilmu (science for sciences). Filsafat ilmu berkenaan dengan penyelidikan tentang ciri-ciri suatu pengetahuan untuk disebut sebagai pengetahuan ilmiah, karena itu bisa diberi predikat sebagai ilmu.
1. FILSAFAT SCIENCE MODERN
Istilah filsafat science modern digunakan untuk menyatakan pandangan-pandangan filsafati yang membentuk pemikiran mengenai science yang pada umumnya dipahami sebagai pengetahuan ilmiah sekarang ini.
Beerling, kwee, Mooij dan Van Vousen membedakan pembicaraan dalam filsafat ilmu menurut tendensinya (kecenderungannya), yaitu 1. Yang bertendensi metafisik dan 2. Yang bertendensi metodologik.
Pembicaraan filsafat ilmu yang bertendensi metafisik disebut juga sebagai filsafat ilmu dalam arti luas, dalam arti filsafat ilmu membicarakan permasalahan yang menyangkut hubungan ilmu ke luar, pembicaraan filsafat ilmu yang bertendensi metodologik biasa juga disebut filsafat ilmu dalam arti sempit.
2. FILSAFAT ILMU ISLAMI
Yang dimaksud dengan filsafat ilmu Islami di sini ialah pembahasan mengenai masalah ilmu secara filsafati berdasarkan pandangan yang dibentuk oleh pemahaman akan ajaran Islam, dengan sumber utama Al Quran dan Hadis nabi.
Dengan penyajian bahasan demikian akan diperoleh manfaat antara lain;
1. Memperkaya pandangan mengenai ilmu secara filsafati baik bagi kalangan mahasiswa, sarjana dan kalangan ilmuan muslim lainnya, maupun kalangan non muslim.
2. Memberikan bahan pemikiran kritis bagi ilmuan muslim untuk melakukan koreksi atau bandingan terhadap jalan cara yang telah ditempuhnya selama ini dalam membentuk pemikirannya mengenai segala hal yang berkenaan dengan ilmu, yang selama ini secara formal hanya dibentuk oleh dasar pemikiran non-islami.
3. Dimilikinya suatu konsep keilmuan secara filsafati, yang tidak menempatkan ilmu dan agama sebagai dua hal yang masing-masing berdiri berdampingan secara komplementer atau berhadap-hadapan secara kontradiktif.

SUMBER PENGETAHUAN
1. SUMBER PENGETAHUAN MENURUT FILSAFAT SCIENCE MODERN
Filsafat modern atau lebih khusus lagi filsafat science modern memandang bahwa dalam pengetahuan sebenarnya selalu ada dua hal yang berhubungan, yaitu obyek-obyek yang diketahui dan subyek yang mengetahui. Karena itu harus ada perbedaan antara sumber-sumber eksternal dan sumber-sumber internal pengetahuan.
Rasionalisme adalah salah satu aliran filsafat yang secara umum menekankan rasio sebagai sumber utama pengetahuan. Menurut penganut rasionalisme, satu-satunya sumber pengetahuan yang mungkin adalah rasio. Ia merupakan sumber pengetahuan yang pada hakikatnya tidak tergantung atau bebas dari pengamatan inderawi
Selanjutnya pihak empirisme adalah juga salah satu aliran filsafat yang meletakkan doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dan karena ia hanya bersumber dari pengetahuan.
Harold H. Titus, Marilyn S. Smith dan Richard T. Nolan mengemukakan ada empat sumber pengetahuan yang mungkin.
1. Orang Yang Memiliki Otoritas
Ada orang yang ditempatkan sebagai yang memiliki otoritas sebagai sumber pengetahuan mengenai hal yang ingin diketahui, yaitu orang yang punya kesaksian dan pengalaman dan pengetahuan berkenaan dengan itu.
Pada zaman sekarang ini, orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui gelar, diploma/ijazah. Termasuk juga dalam hal ini misalnya hasil publikasi resmi mengenai kesaksian resmi mengenai kesaksian otoritas tersebut, seperti buku-buku atau publikasi resmi pengetahuan lainnya.
2. Indera
Dalam pandangan filsafat science modern, indera adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal pengetahuan.
Sains modern mengembangkan prinsip tersebut secara metodis melalui pengambilan terarah dan eksperimen untuk mendapatkan data dari fakta empirik.
3. Akal
Filsafat science modern menempatkan akal adalah salah satu sumber pengetahuan yang mungkin untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Kenyataan-kenyataan, keseluruhan adalah lebih besar dari bagian-bagiannya; satu adalah separuh dari dua; keliling lingkaran lebih besar dari dari garis tengahnya, adalah pengetahuan yang dapat diketahui dengan pasti dan dengan sendirinya karena potensi akal.
4. Intuisi
George Santayana, memakai istilah intuisi dalam arti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan. Pandangan lain mengenai intuisi ialah bahwa intuisi sebenarnya hanya merupakan hasil tumpukan pengalaman dan pengetahuan seseorang pada masa lalu. Intuisi hanya berperanan memendekkan proses pengetahuan yang seharusnya semula diungkapkan oleh indera dan pemikiran reklektif.
Pandangan lain mengenai pengertian intuisi adalah tentang intuisi mistik. Menurut pandangan ini, praktik-praktik mistik memungkinkan seorang mistikus mendapatkan pengetahuan langsung dan mengatasi (transcend) atas pengetahuan yang diperoleh dengan akal dan indera.
2. AL QURAN DAN PANDANGAN FILOSOFIS TENTANG SUMBER PENGETAHUAN
Dengan pandangan filsafati bahwa hanya Allah sumber pengetahuan, tidak berarti bahwa manusia tidak memiliki keniscayaan memiliki pengetahuan/sebagai sumber pengetahuan yang menyatakan diriNya mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. Dia telah melengkapi manusia segala yang meniscayakan manusia mengusahakan perolehan pengetahuan. Yang meniscayakan manusia memperoleh pengetahuan ialah peralatan inderawi lahiriah yang diwakili penyebutannya oleh as sam’a (kemampuan mendengar), al abshaf (kemampuan melihat, berpandangan) serta indera batiniah (alaf idah) Ban (kemampuan berakal (An Nahl 74 dan Ali Imran 118) Peralatan din (qalam internal) yang meniscayakan pengetahuan tersebut berada pada diri manusia sebagai peralatan dengan potensialitas internal untuk berpengetahuan.
Pandangan Filsafat Ilmu Islami tentang Allah sebagai sumber pengetahuan pada hakikatnya merupakan implementasi pandangan tauhid melalui makna mendasar bahwa pada hakikatnya tiada yang memiliki ilmu selain Allah. Bila pandangan ini dikatakan sebagai pandangan tauhid, maka pandangan mengenai sumber pengetahuan dalam filsafat science modern, adalah pandangan anti tauhid dan bahkan ateistik.

ALASAN PENTING MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU DAN METODE ILMIAH:
1. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
2. Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
3. Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
4. Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
5. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
MASALAH FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI
FILSAFAT HIDUP RASULULLAH MUHAMMAD SAW
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Dengan pengertian taqwa yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya, yakni melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-laranganNya.
Seorang muslim yang sejati adalah apabila ia telah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola dalam hidupnya. Kita ikuti sikap dan tindak tanduknya, demikian pula filsafat hidupnya harus diteladani.
Bagaimana filsafat hidup Rasulullah? Filsafat hidup adalah hal yang abstrak, yakni bagaimana seseorang memandang suatu perseoalan hidup, cara memecahkan atau menyelesaikannya.
A. Ada beberapa filsafat hudup yang dianut oleh manusia:
1. Dalam hidup ini yang penting perut kenyang dan hidup sehat
2. Dalam hidup ini mengikuti kemana arah angin berhembus
3. Dalam hidup ini yang penting “saya senang” masa bodoh dengan urusan orang lain
4. Dalam hidup ini harus baik di dunia dan bak di akhirat
B. Filsafat hidup Rasulullah adalah sebagai berikut:
1. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain
Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat “wahai Rasulullah, bagaimana kriteria orang yang baik itu? Rasulullah menjawab: “Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang bermanfaat bagi orang lain”.
Jika ia seorang hartawan, hartanya tidak dinikmati sendiri, tapi dinikmati pula oleh tetangga, sanak family dan juga didermakan untuk kepentingan masyarakat dan agama. Inilah ciri-ciri orang yang baik. Jika berilmu, ilmunya dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Jika berpangkat, dijadikannya sebagai tempat bernaung orang-orang disekitarnya dan jika tanda tangannya berharga maka digunakan untuk kepentingan masyarakat dan agama, tidak hanya mementingkan diri dan golongannya sendiri.
Pokoknya segala kemampuan/potensi hidupnya dapat dinikmati orang lain, dengan kata lain orang baik adalah orang yang dapat memfungsikan dirinya ditengah-tengah masyarakat.
Sebaliknya kalau ada orang yang tidak bisa memberi manfaat untuk orang lain atau masyarakat sekitarnya bahkan segala kenikmatan hanya dinikmatinya sendiri, berarti orang itu jelek. Adanya orang seperti itu tidak merubah keadaan dan perginya pun tidak merugikan masyarakat.
Jadi filsafat hidup Rasulullah SAW menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai manusia untuk memegang filsafat hidup hidup. Orang yang hanya menanam rumput untuk makanan ternak, ia akan mendapatkan rumput tapi padinya tidak dapat, sebaliknya orang yang menanam padi, ia akan mendapatkan padi dan sekaligus mendapatkan rumput, karena rumput tanpa ditanam akan tumbuh sendiri. Begitu juga dengan kita yang hidup ini, kalau niat dan motivasinya sekedar mencari rumput (uang) iapun akan memperolehnya tapi tidak padinya atau tidak akan memperoleh nilai ibadah dari seluruh pekerjaannya.
Oleh karena itu dalam menjalankan kehidupan, niatkan untuk ibadah dengan suatu keyakinan bahwa pekerjaan dan tempat kerja kita, kita yakini sebagai tempat mengabdi kepada Nusa Bangsa dan Negara dan sebagai upaya menghambakan diri kepada Allah SWT, dengan demikian maka setiap hendak berangkat ke tempat bekerja berniatlah beribadah, InsyaAllah seluruh pekerjaan kita akan bernilai ibadah, dan mendapatkan pahala.
Alangkah ruginya orang yang hidup ini niatnya hanya mencari “rumput” walau hal itu penting, tetapi kalau niatnya hanya itu saja, orang tersebut termasuk orang yang rugi, karena ia tidak akan mendapatkan nilai ibadah dari pekerjaannya.
Yang namanya ibadah bukan hanya shalat, zakat, puasa atau membaca A-Quran saja, tetapi bekerja, mengabdi kepada masyarakat, Negara dan Bangsa dengan niat Lillahi Ta’ala ataupun ibadah. Hal ini penting untuk diketahui, karena ada yang berfilsafat: kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau tidak ada duitnya malas bekerja.
2. Umur Panjang banyak amal salehnya
Rasulullah pernah ditanya, wahai Rasulullah! Orang yang paling baik itu yang bagaimana? Rasulullah menjawab: “Sebaik-baiknya diantara kamu ialah orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya”.
Sudah barang tentu orang yang semacam ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebaliknya kalau ada orang yang amalnya baik tapi umurnya pendek, masyarakat akan kehilangan. Rasulullah juga mengatakan, “Seburuk-buruknya manusia yaitu mereka yang panjang umurnya tapi jelek perbuatannya”.
Jadi sebenarnya kalau ada orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya itulah orang yang baik.
Permasalahannya sekarang bagaimana agar kita mendapat umur yang panjang. Sementara orang ragu, bukankah Allah telah menentukan umur seseorang sebelum lahir? Pernyataan ini memang benar, tapi jangan lupa Allah adalah Maha kuasa menentukan umur yang dikehendaki-Nya.
3. Yang hari sekarang lebih baik dari hari kemarin
   Rasulullah pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang bagaimana? Rasulullah menjawab: “Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung”.
Kalau kita bandingkan dengan tahun kemarin, ilmu dan ibadahnya, dedikasinya, etos kerja, disiplin kerja meningkat, dan akhlaknya semakin baik, orang tersebut adalah orang yang beruntung. Dengan kata lain filsafat hidup Rasulullah yang ketiga adalah “Tiada hari tanpa peningkatan kualitas hidup”.
Pernyataan Rasulullah yang kedua: “Barang siapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi”. Jika amalnya, akhlaknya, ibadahnya, kedisiplinan dan dedikasinya tidak naik dan juga tidak turun maka orang tersebut termasuk orang yang merugi.
Dan selanjutnya Rasulullah mengatakan “Barang siapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka orang semacam itu dilaknat oleh Allah SWT”.
Oleh karena itu pilihan kita tidak ada lain kecuali yang pertama, yakni tidak ada hari tanpa peningkatan kualitas hidup. Sebagai umat Islam, kedisiplinan, dedikasi, kepandaian, kecerdasan, keterampilan harus kita tingkatkan, agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.
4. Orang yang terbaik terhadap keluarga
Rasulullah pernah ditanya: “Wahai Rasulullah! Suami dan istri yang paling baik itu bagaimana? Rasul menjawab :”Suami yang paling baik ialah suami yang yang sikap dan ucapannya selalu lembut terhadap istrinya, tidak pernah bicara kasar, tidak pernah bersikap kasar, tidak pernah menyakiti perasaan istrinya, tetap menghormati dan menghargai istrinya”.
Sebab ada  sikap seorang suami yang suka mengungkit-ungkit segala kekurangan istrinya, sehingga dapat menyinggung perasaannya, yang demikian termasuk suami yang tidak baik biarpun keren dan uangnya banyak.
5. Bila terlanjur cepat bertobat
Rasulullah pernah ditanya: “Wahai Rasulullah! Orang yang benar itu yang bagaimana? Rasul menjawab :”Apabila dia berbuat salah segera bertaubat, kembali ke jalan yang benar. Oleh karena itu para filosof mengatakan, “Orang yang benar adalah bukan orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang benar adalah mereka yang sanggup mengendalikan diri dari perbuatan yang terlarang dan bila terlanjur melakukannya, ia memperbaiki diri dan tidak mengulangi perbuatan yang salah itu.
6. Suka memberi
Sabda Nabi: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. Orang suka memberi, martabatnya lebih terhormat daripada orang yang suka menerima. Allah SWT berfirman: Yang artinya: ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui (QS. Albaqarah :261).
Tidak ada orang yang suka sedekah, kemudian jatuh miskin. Umumnya yang jatuh miskin karena suka judi, togel dan minuman keras. Dan resep kaya menurut Islam adalah kerja keras, hidup hemat dan suka sedekah.
7. Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat
Rasulullah pernah ditanya oleh para sahabat “Wahai Rasulullah! Si Fulan itu orang yang luar biasa hebatnya. Dia selalu berada dalam mesjid, siang malam melakukan shalat, puasa, I’tikaf, berdoa. Kemudia Rasul bertanya kepada para sahabat, “Apakah orang itu punya keluarga?” Sahabat menjawab, Punya ya Rasul: “Orang tersebut adalah orang yang tidak baik!. Saya ini suka ibadah tapi disamping itu sebagai seorang suami, berusaha mencari nafkah. Sampai Rasul menyatakan: “Tergolong tidak baik orang yang hanya mementingkan urusan ukhrawi tetapi melalaikan urusan dunia”.
Juga tidak benar yang hanya mementingkan urusan duniawi tetapi melalaikan urusan ukhrawi. Yang paling baik adalah seimbang antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrowi dan tidak berat sebelah.

0 comments:

Post a Comment